Selasa, 18 Oktober 2011

Melodi Pianika Pada Sebuah Kertas

    Aku seorang gadis berusia 12 tahun Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Fira Kencana Sari itulah namaku. Aku terlahir dari keluarga yang selalu menyanyangiku. Keadaan kami sedikit miris karena ayahku keluar dari pekerjaan karena ibuku sakit. Aku tidak mengerti apa sakit ibuku itu, sakitnya seperti orang kesurupan. Dan ayahku harus selalu menjaga ibuku.
                                                           
                                                                          ***

    Pelajaran kesenian kali ini belajar tentang alat musik pianika. Bentuk alat musik ini seperti piano tapi lebih kecil dan cara memainkannya dengan ditiup. Ketika itu guru kesenianku Bu Dewi menganjurkan murid-muridnya untuk membeli alat musik pianika. Untuk orang berkecukupan mungkin tidak berat untuk membeli alat musik tersebut. Tapi aku bingung karena orang tuaku tidak mempunyai banyak uang. Tidur saja kami numpang di rumah nenek.
   Tetapi untungnya di sekolahku menyediakan beberapa pianika. Akhirnya aku pun meminjam pianika di sekolah, dan meminjamnya pun harus penuh perjuangan karena di sekolahku juga masih banyak yang tidak mampu. Jadi kadang-kadang aku suka berebutan untuk meminjam pianika di sekolah. Sebenarnya aku sedikit jijik juga meminjam pianika di sekolah karena pianika itu banyak orang yang memakai jadi banyak bekas mulut orang-orang di pianika tersebut.
   " Besok kita ujian kesenian anak-anak. Memainkan alat musik pianika dengan lagu nasional " pemberitahuan dari bu Dewi tersebut membuat ku bingung. Bagaimana aku latihan menggunakan pianika sedangkan aku tidak mempunyai pianika.

                                                                           ***

Sesampainya di rumah,
    Aku istirahat sebentar karena lelah seharian beraktifitas di sekolah. Lalu aku berfikir aku latihan pianika dengan cara merobek sebuah kertas dan menuliskan not-not yang terdapat pada pianika berurutan seperti seolah-olah pianika. Sambil melihat not lagu ibu kita kartini di buku lagu nasional tanganku bergerak seolah-olah menekan tuts dari pianika.Dengan cara itu aku dapat hafal memainkannya.

Keesokan hari,
    Bel berbunyi tanda masuk sekolah. Pelajaran pertama kali ini pelajaran kesenian. Aku segera menuju ruang guru untuk meminjam pianika tetapi sialnya pianika itu sudah habis dipinjam sama yang lain. Dengan rasa kecewa aku menuju mushola aku duduk di sudut mushola tersebut sambil menekuk kakiku menutup muka akhirnya air mataku tumpah saat itu.
   Datang seorang pria berbaju putih biru.
" kamu kenapa menangis? " tanya kaka itu sambil menyodorkan tisu.
" aku gak papa kok kak " jawabku sambil terisak.
" kamu beneran gak papa? kayaknya sedih banget kalau kamu butuh curhat curhat ajah aku mau kok mendengarkannya " tanya kaka tinggi itu.
" eehh.. aku sekarang lagi ulangan kesenian memainkan alat musik pianika tapi orang tuaku tidak mempunyai uang untuk membeli alat musik itu ".
" kebetulan aku bawa pianika, kamu boleh meminjamnya " tawar kaka itu.
" beneran kak terima kasih ya kak " aku bersenyum senang kepada kaka itu.
" tunggu sebentar biar kaka ambil dulu "
" nih.. dek pianikanya " sodor kaka kelas itu.
" kapan aku mengembalikan pianika ini? " tanyaku.
" nanti pulang sekolah aku tunggu di pos "
" oke kak " girangku.
   Tidak terasa pelajaran pun berakhir. Saatnya pulang sekolah. Aku cukup puas karena nilai kesenianku lumayan bagus, ini berkat pianika kaka itu.
    Aku berjalan menuju pos satpam sekolahku. Terlihat di seberang sana kaka penyelamatku. Aku langsung tersenyum kepada kaka di seberang sana.
" gimana pelajaran kesenian tadi? " tanya kaka itu memulai pembicaraan.
" alhamdulillah nilainya memuaskan kak " jawabku dengan senyum selebar-lebarnya.
" baguslah kalau begitu " kaka itu pun ikutan senang melihat ku senang.
" ini kak pianikanya. Sekali lagi terimakasih ya kak " kataku.
" oh iya, nama kamu siapa? kelas berapa? " tanya kaka itu.
" nama aku Fira Kencana Sari kelas 7.3, panggil aku fira saja. Nama kaka siapa? kaka kelas berapa? " jawabku.
" namaku Andri aku kelas 8.3 " jawab kaka tersebut.
" oh yaudah kak aku pulang dulu nanti aku dicariin ibu " pamit ku kepada kak Andri.
" Nggak bareng ajah dek pulangnya? " tanya kak Andri.
" tidak usah kak, aku bisa pulang sendiri. Aku duluan ya kak " tolakku.

Sesampai di rumah,
    Aku merebahkan diriku di kasur untuk mehilangkan kepenatan karena capek seharian beraktifitas. Mataku memandang kepada kertas yang kubuat semalam untuk latihan pianika. Yang Allah terima kasih kau telah melancarkan hidupku terima kasih ya Allah.

                                                                 
                                                                        TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar