Senin, 21 November 2011

They are My POWER

 She's name Hana Siti Hamidah R
     --- 7.3 --- 8.3 --- 9.5 ---
sahabat gue yang satu ini adalah orang yang pertama kali duduk sama gue di sekolah tercinta JHS'5 depok.


                                                                        Me With Hana -->
She's name Fira Rosalina S
--- 7.3 --- 8.3 --- 9.3 ---
 sahabat gue yang satu ini adalah temen curhat gue dari kelas 8

                                                Me With Fira -->
 She's name Basaria Octaviani S
   --- 7.3 --- 8.3 --- 9.5 ---
sahabat gue yang satu ini anaknya ngocolin banget. gue sering berantem sama dia.














                                                            Me With Basaria -->














 This is Me Zafira Zahrah
--- 7.3 --- 8.3 --- 9.1 ---
cewek keren dan gaul banget ( boong deh !?? ) gue orangnya seneng ngeledekin sampe temen gue marah.
 She's name Romega Sianturi
     --- 7.3 --- 8.5 --- 9.4 ---
jujur gue sama sahabat gue yang satu ini jarang ngobrol tapi sering ketawa-ketiwi bareng.
















She's name Retno Wandini
   --- 7.3 --- 8.2 --- 9.1 ---
Sahabat gue yang satu ini adalah temen sebangku gue di 9.1 orangnya asikk.. enak diajak curhat truss gue sering ketawa-ketiwi bareng dia...




























                                           Me With Retno -->


















She's name Farah Fairuz F
   --- 7.3 --- 8.5 --- 9.3 ---
Farah cukup baik untuk jadi sahabat gue.. ya dia  baik..





















WE ALL TOGETHER







MY POWER IS MY BEST FRIEND
THANK YOU WANT TO HAVE BECAUSE be my friend

Rabu, 16 November 2011

Cinta Terbalas, Namun ku Tolak


             Masa-masa SMP adalah masa anak remaja yang diperbudak oleh cinta monyet mereka. Alhamdulillah aku terlahir dari orangtua yang mengerti tentang agama. Jujur aku juga menyukai beberapa cowok waktu itu, tetapi aku tidak sampai melakukan pacaran karena pacaran itu sama dengan zina. Alhamdulillah aku tetap istiqomah dijalanNya.
            Ada beberapa pria disekolahku yang menyatakan cintanya kepadaku namun ku tolak karena rasa takutku kepada Allah begitu besar jadi aku tolak mereka semua. Ada dua cowok yang kutaksir pada saatku SMP. Sebut saja Fajar dan Yusuf, aku naksir dengan fajar pada saat aku kelas 7 dan awal kelas 8 sampai akhirnya Yusuf datang dikehidupanku dan aku masih punya perasaanku dengannya sampai sekarang.

Awal-awal aku suka Fajar,
            Dia adalah kakak kelasku. Badannya tinggi dan putih. Aku mulai menyukainya pada saat aku dan dia mengikuti ekskul yang sama yaitu ekskul Taekwondo dan Rohani Islam (Rohis). Awalnya ku merasa biasa saja dengannya tetapi kenapa lama-lama rasa itu muncul tiba-tiba tanpa izin. Aku sering cemburu kalau Fajar suka dekat dengan cewek lain aku tidak tahu berapa cewek di sekolahku yang menyukai dirinya mungkin banyak.
            Selama ini aku tidak pernah berkata sedikit pun dengannya sampai ia lulus. Pernah aku geer setengah mati pada saat LDK Rohis dia bertanya kepada temanku ‘zafira, mana?’. Lalu sahabatku sebut saja Lia langsung menghampiriku lalu dia berkata “ za.. dicariin tuh sama ka Fajar “. Ada perasaan ingin menemui dia tapi aku benar-benar tidak kuat untuk menemuinya. Akhirnya ku urungkan hati ini untuk menemuinya.
            Ada satu kejadian pada saat aku ikut ekskul Taekwondo. Dia menegurku karena tendanganku salah dan dia memberikan contoh yang benarnya. Sampai akhirnya dia lulus dari tingkat SMP. Aku hanya bisa merelakannya dan berdoa semoga dia bisa mendapatkan sekolah yang dia inginkan. Dan aku berusaha mencari informasi dimana ka Fajar sekolah sekarang ternyata dia masuk di SMK Farmasi Jakpus. Dengan pesimisnya diriku aku pesimis tidak bisa bertemu dia lagi tetapi entahlah kehendak sang maha esa.
Sampai akhirnya ada seseorang yang mengisi hatiku kembali,
            Ialah Yusuf seorang murid dari pondok pesantren di Jawa Timur. Aku kenal dengannya di sebuah program sekolah pada bulan Ramadhan yang biasa disebut sanlat atau pesantren kilat. Dia dan teman-temannya yang mengisi kegiatan itu disekolah dia dan teman-temannya yang mengajarkan kami semua pada saat itu. Awalnya aku aneh melihat dirinya karena pada saat dia ngajar dia memperkenalkan sebuah permainan dan aku tidak mengerti bagaimana cara mainnya sampai-sampai aku disoraki oleh teman-temanku.
            Aku mulai dekat dengannya di sebuah jejaring sosial. Dia yang pertama memintaku berteman disebuah jejaring sosial. Awalnya aku tidak mengetahui ini siapa karena fotonya di foto profil tidak begitu jelas. Sampai akhirnya dia sering mengomentari apa yang aku post di jejaring sosial tersebut dan aku pun membalas komentar dia.
            Sampai akhirnya aku sering chat dengannya dan sms-an dengan Yusuf. Ku akui banyak juga perempuan yang menyukainya. Umurnya dua tahun diatasku. Dia sudah mempunyai banyak mantan pacar. Pernah aku sangat kesal dengannya karena message aku tidak di balas terus wall dariku pun juga tidak dibalas. Sampai-sampai aku sms ke dia seperti ini ‘ assalamualaikum kak.. kok sms aku tidak pernah dibalas ya? Dan wall dariku juga tidak kaka balas ada apa ya? Maaf kalau aku ngomong seperti ini ‘.
            Dan pagi-pagi sekali dia membalas sms ku ‘ wa’alaikumsalam ini Yusuf maaf ini siapa ya? ‘ ucapnya dalam sms. Kenapa Yusuf lupa sama aku, ucapku dalam hati. Lalu aku jelaskan tentang diriku dan dia kembali ingat kepadaku. Setelah beberapa hari aku pun tahu apa yang menyebabkan dia melupakanku ternyata dia mempunyai seorang pacar baru.
            Sampai akhirnya dia harus balik ke pondok. Dan sebelum dia kembali ke pondok aku mengirim message ke dia dalam bahasa inggris ‘ I know it’s time to leave, but you’ll be in my dreams ‘ aku berharap dia membacanya walaupun dia tidak harus membalas sms dariku itu.
            Selama ini aku belum pernah mengobrol langsung dengannya. Hanya mengobrol di dunia maya.

            Sedikit informasi aku ketahui setelah beberapa hari dia balik ke pondoknya ternyata dia meminta putus kepada pacarnya yang baru. Sedihnya mereka tidak jadi putus karena pacarnya memaksa tidak ingin putus darinya.

Kepulangan dirinya dari pondok pesantren,
            Aku tidak tahu informasi sedikit pun dia pulang dari pondok. Tiba-tiba ada sms masuk dari nomor yang tidak ku kenal di dalam sms tersebut dia mengajakku untuk kesebuah tempat dan dia akan menjemputku di sekolahku. Setelah ku tanya siapa yang mengirim sms tersebut dia hanya menjawab nanti kamu juga akan tahu.
            Dengan rasa penuh penasaran siapa yang meng-sms diriku semalam untuk mengajakku kesebuah tempat akhirnya aku tungguin dia juga di depan gerbang. Setelah beberapa menit terlewati datanglah seorang pria menaiki motor ninja dengan helm. Kemudian pria itu membuka helmnya dengan rasa terkejut aku langsung berteriak   
“ kakak.. “ ucapku terkejut.
“ ini pakai helmnya “ pinta ka Yusuf.
Dengan segera aku mengambil helm dari tangan kak Yusuf dan segera naik keatas motor besar itu. Kak Yusuf melesatkan motornya dengan sangat cepat dan sampailah kami di sebuah tempat makan yang terlihat begitu romantis.
“ kita ngapain ka kesini? “ tanyaku dengan wajah bingung.
“  Nia belum makan siang kan? Apa tempatnya Nia tidak suka? “ tanyanya kembali.
“ Nia suka kok! tempatnya bagus, tapi apa tidak terlalu mahal makan disini? “ tanyaku dengan muka innocent.
“ Nia tenang ajah ya yang penting Nia kenyang dan senang “ jawabnya dengan penuh perhatian.
            Tanpa babibu lagi kak Yusuf langsung menggandeng tanganku menuntun kedalam. Dan kak Yusuf memilih tempat yang sangat romantis disana. Kemudian kami segera memesan makanan. Disaat aku sedang menikmati makanan restoran tersebut tiba-tiba tangan dingin itu menggenggam tanganku penuh perhatian.
Dan pada saat itu kak Yusuf menyatakan cintanya kepadaku. Dalam hati berteriak kegirangan sangat girang ternyata cintaku terbalas cintaku terbalas, ucapku dalam hati berulang-ulang kali.
            Ada sesuatu yang membuatku bingung bukannya kak Yusuf masih mempunyai pacar. Setelah kutanyakan kepadanya ternyata pacarnya mengkhianati dia. Pacarnya yang dulu ternyata CLBK (cinta lama belum kelar) dengan mantannya. Jadi setelah dia pulang dari pesantren pacarnya minta putus sama kak Yusuf.
            Sampai saat ini aku belum membalas cintanya. Selama perjalanan pulang aku hanya diam dan kak Yusuf pun sama-sama diam seperti orang yang baru kenal. Sekitar pukul jam 10 malam aku mengirimkan sms kepadanya “ siapa yang tidak tertarik dengan cowok seperti kakak. Beribu-ribu perempuan pasti tertarik dengan kakak. Tetapi aku serahkan perasaan ini kepada-Nya sang maha kuasa. Aku takut bila perasaan ini akan menjadi dosa. Aku hanya minta kepada kakak hanya untuk menjadi temanku terlebih dahulu biarkan nanti jodoh Allah yang tentukan “.

Keesokan harinya,
            Dia kembali menjemputku disekolah. Di perjalanan dia mengatakan bahwa dia terima keputusanku. Dan dia hanya meminta satu permintaan kepadaku jangan pernah melupakannya dan putus kontak denganku. Insya Allah aku bisa menjalankannya.
            Akhirnya kami kembali berkomunikasi seperti biasa seperti dulu. Hingga waktu memisahkan kembali aku dengan kak Yusuf. Sehari sebelum kak Yusuf balik ke pesantren dia mengajakku ketemuan di food court di sebuah mall. Disana dia kembali menggenggam tanganku dan dia memberikan sebuah kalung berinisial namaku dibalik kalung itu terdapat inisial kak Yusuf ternyata kalung itu sepasang kak Yusuf juga mempunyainya sama persis. Kalung ini hanya sebagai simbol persahabatan.
            Sebelum dia balik ke pondok dia hanya mengatakan “ tunggu aku ya “ dan “ jaga diri baik-baik ya, nanti setiap seminggu sekali aku akan meneleponmu “. Aku melambaikan tanganku dari luar bis yang dinaikinya.
            Hari-hari bila tanpanya tidak akan berwarna. Alhamdulillah aku bisa menahan perasaan ini agar tidak dapat masuk kedalam lubang dosa lebih dalam lagi.

                                                                   TAMAT

Sabtu, 12 November 2011

Cahaya kehidupan dibalik sebuah jendela



Sejuknya pagi ini menggelitikku agar aku bangun pada pagi ini. Langsung aku buka jendela kamarku secarik cahaya masuk ke kamarku bergantian.Terlihat di seberang sana seorang pemuda yang umurnya 2 tahun diatasku juga membuka jendela bersamaan, dia hanya memandangku sekilas dan langsung membalikkan badan dan sekarang yang kulihat punggung seorang diri.
“ Mira.. bangun sayang! “ panggil ibuku dari bawah. Panggilan ibu menyadariku yang bengong dibelakang jendela kamarku.
“ iya mam.. ini mira baru mau turun kok “ jawabku yang baru saja tersentak.
    Aku seorang gadis berusia 14 tahun dengan nama Amira Dewi. Aku bersekolah di SMP Pelita kelas 9. Aku seorang anak tunggal, aku tidak tahu bagaimana rasanya punya adik ataupun punya kakak. Aku tahu aku sudah kelas 9 dan aku harus mempersiapkan semuanya agar aku dapat lulus dengan nilai yang memuaskan.
    Hari demi hari aku menjalani hari aku berusaha mempalingkan diriku dari apapun kecuali belajar dengan tujuan satu yaitu lulus dengan nilai yang memuaskan. Tetapi bayang-bayang dibalik jendela itu masih ada di benakku. Sampai akhirnya aku dapat memalingkan hatiku pada pria dibalik jendela itu.
    Dan akhirnya sampai aku tinggal menunggu detik-detik menuju Ujian Nasional. Aku berusaha untuk memuaskan nilaiku. Sampailah aku dipenghujung ujian yaitu Ujian Nasional aku mengerjakan dengan tenang tetapi teliti. Aku berdoa terus menerus sampai adanya pemberitahuan tentang hasil Ujian Nasional itu.
    Aku tergesa-gesa mencari namaku di mading ternyata aku terdapat di urutan ke-3 dari seluruh siswa rasa syukur kupanjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa.
    Orangtuaku bangga kepadaku karenaku mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan mereka menghadiahkanku untuk jalan-jalan bersama mereka ke Jogja. Aku langsung berteriak senang dalam hatiku.








Keesokan Harinya,
        “ mam.. sudah siap belum? “ panggilku yang sudah tidak sabar untuk segera berangkat.
“ ini lagi siap-siap sayang “ jawab mamaku.
“ cepetan ya ma.. mira udah tidak sabar lagi nih! “
“ oke.. oke.. “
        Aku bersama keluargaku pergi ke Jogja menggunakan mobil ayahku. Kami banyak bercanda selama di perjalanan. Sesekali aku dan orangtuaku mampir ke SPBU untuk beristirahat dan makan disana. Walaupun aku anak tunggal tapi aku senang mendapatkan orangtua yang selalu menyayangiku selalu.
        Sesampainya kami di DIY. Yogyakarta, ayah langsung membawa mobilnya ke sebuah hotel yang cukup mewah menurutku. Lalu ayah langsung melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis untuk memesan kamar. Aku dan orangtuaku mendapatkan kamar nomor 314 malam ini aku dan orangtuaku tidur dalam satu kasur aku tidur ditengah mereka seperti aku dulu kecil. Sebenarnya ini keinginan orangtuaku, aku tidak tahu mengapa mereka ingin tidur denganku seperti dulu aku kecil.
        Besoknya kami berencana untuk pergi ke Candi Borobudur, Prambanan. Di Borobudur tak bosan-bosannya aku berfoto ria di sebuah batu besar yang biasa disebut Borobudur itu. Ada cerita yang terkandung dibalik candi tersebut. Sama halnya dengan Prambanan terdapat cerita tentang Roro jonggrang yang mengandung amanat tersendiri.
        Pulang dari Candi Borobudur dan Prambanan aku langsung merebahkan diriku diatas kasur hotel itu. Empuk, nyaman, harum yang kurasakan diatas kasur itu. Tiba-tiba pikiranku melayang kembali memikirkan sosok dibalik jendela itu. Yang aku tahu tentang dirinya kalau tidak salah Yudha dia aktif dalam karang taruna di RT-ku dan dia 2 tahun diatasku.

Hari Ke-3 di Jogja,
        Ini hari terakhir ku di Yogyakarta. Dan aku menghabiskan hari terakhir ini untuk berbelanja. Tapi ada perasaan yang mengganjal dihatiku, aku berusaha untuk menghilangkan perasaan ini karena yang ingin kurasakan perasaan senang.
       


Ayahku membawa mobil ke sebuah tempat perbelanjaan yaitu di Malioboro. Aku memborong banyak souvenir dan baju. Ketika sedang memilih baju aku melihat sepotong baju yang unik namun keren dan baju ini sepertinya untuk cowok. Namun aku membeli baju ini dan berniat memberikannya kepada yudha. Tiba-tiba Mama bertanya kepadaku.
“ baju itu untuk siapa mir? “ Tanya mama bingung.
“ hah? Oh.. ini baju untuk aku lah ma “ jawabku gugup.
“ tapi sepertinya ini untuk laki-laki “ celetuk mama.
“ masa sih ma?. “
Tapi mama sepertinya menghiraukan hal itu.
        Dalam perjalanan pulang dadaku semakin terasa tidak enak. Sekarang pukul 22.00 tapi tumben ayah tidak istirahat dulu di SPBU untuk tidur malam. Dari kejauhan aku melihat sebuah mobil pengangkut barang yang sepertinya hilang kendali. Tapi ternyata ayah tidak bisa menghindarinya dan akhirnya terjadi tabrakan yang cukup serius antara mobil ayah dan truk tersebut.
        “ ayah.. mama.. ayah.. mama.. “ ucapku berulang kali.
Lalu aku sadarkan diri aku melihat ke sekelilingku sepertinya aku berada di rumah sakit dan aku melihat sekujur tubuhku yang penuh darah.
Lalu aku melihat kesebelah kanan disana terdapat kedua orangtuaku yang terlihat belum sadarkan diri    dan terlihat mereka keadaannya lebih parah dariku.
        Aku tak kuasa melihat kedua orangtuaku aku hanya berharap aku bisa berkumpul lagi dengan orangtuaku. Lalu aku dibawa kesebuah ruangan seperti ruangan operasi sepertinya ada beberapa tubuhku yang harus dijahit. Aku kembali sadarkan diri dan sepertinya aku sudah dibawa ketempat ruang rawat dan aku gerakan kepalaku kesebelah kanan ternyata ada sesosok pria dibalik jendela itu.
        Tetapi aku tidak memikirkan dia yang kupikirkan hanya orangtuaku kemana orangtuaku.
“ ayah.. mama.. dimana? “ ucapku yang membutuhkan sebuah jawaban.
“ mira.. minum dulu ya “ tawarnya kepadaku.
“ ayah.. mama.. dimana? “ ucapku kembali.
Dia langsung menggenggam tanganku seperti ada hal yang serius.
“ mira.. ayah dan mama kamu sudah ada disisiNya “ ucapnya.
“ ayah.. mama.. dimana? Mira mau ketemu mama sama ayah “ bentakku.
“ tetapi mira tidak boleh kemana-kemana dulu karena mira habis dijahit” jelasnya.
“ pokoknya mira mau ketemu ayah dan mama “ bentakku kembali.
        Aku pun nekat turun dari kasur. Tetapi pria itu segera mencegahku yang ingin turun dari kasur.
“ mira tunggu disini ya.. aku mau ambil kursi roda dulu “ ucapnya dengan lembut. Begitu ceepatnya dia mengambil kursi roda. Kemudian dia langsung menuntun ku dari kasur sampai ke kursi roda. Lalu dia membawaku kesebuah kamar yang biasa disebut kamar mayat disana terdapat ayah dan ibu yudha. Aku langsung menghampiri ayah dan mama yang terbaring lemas tak bernyawa aku berusaha agar air mataku tidak mengenai jenazah ayah dan mamaku.
        “ rencananya besok ayah dan mama mira akan dikuburkan ” ucap orangtua Yudha.
“ mira besok mau melihat ayah dan mama dikuburkan “ ucap mira yang berlinangan air mata.
“ besok mira boleh kok melihat ayah dan mama mira dikuburkan, sekarang tugas mira hanya cukup mendoakan orangtua mira supaya diterima disisiNya “ ucap orangtua Yudha.
        Aku tidak bisa tidur semalaman yang ku bisa lakukan hanya menangis dan menangis.
“ kok belum tidur? “ Tanya Yudha kepadaku.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku aku tak kuat untuk menjawab pertanyaannya.
“ ini tisu sebaiknya kamu hapus air matanya lalu tidur oke! “ pintanya.
“ terima kasih “ ucapku yang langsung menghapus air mata di sekitar mataku.
        Yudha tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan orangtua rasanya terpukul sekali, ucapku dalam hati.
“ mira kamu tenang saja nanti orangtuaku akan mengangkat kamu sebagai anak dan aku akan menjadi kakakmu kelak nanti “ ucap Yudha yang menenangkan hatiku.
“ sekali lagi terima kasih ya karena kamu dan orangtuamu sudah baik kepadaku aku harus menggantinya dengan apa? “ aku kembali menangis karena kebaikan hati pria ini.
“ kamu tidak perlu menggantinya dengan apa-apa “ ucapnya dengan kata yang lembut.
        Tiba-tiba aku langsung memeluk pria ini karena kebaikannya.Ya Allah terima kasih kau telah hadirkan orang terbaikmu dikehidupanku.









Hari pemakaman orangtuaku,
        Dia mendorongku kemana dengan kursi roda ini selalu ada disampingku. Aku berada didekat orangtuaku dan tak ada henti-hentinya aku mengeluarkan air mata ini. Yudha segera memberikan aku sapu tangannya. Aku pun menerimanya.
        Yudha menuntunku menuju mobilnya. Untuk mengantarkan orangtuaku ke pemakaman. Aku berusaha dengan sekuat hati untuk menahan air mata ini, karena aku tak ingin orangtuaku tidak tenang disana. Tetapi dalam hati aku masih menangisi kepergian orangtuaku.
        Akhirnya aku menyaksikan orangtuaku terakhir kali. Sungguh sangat membuat ku terpukul. Aku dan Yudha lah yang terakhir meninggalkan makam orangtuaku. Aku berdoa banyak untuk kedua orangtuaku. Kebetulan makam ayah dan ibu berdampingan. Dan aku tidak ingin makam kedua orangtuaku dihias-hias karena itu tidak ada ajarannya.
“ kita pulang yuk? “ ajak Yudha kepadaku.
Aku hanya bisa menganggukan kepala tidak kuat untuk berkata.
        Sesampainya di rumah Yudha aku diantarkan ke kamar yang sudah disediakan oleh orangtua Yudha. Kamarku berada di sebelah kamar Yudha. Dia meninggalkan diriku di kamarku supaya aku dapat menenangkan diri.
        Hatiku masih dalam keadaan terpukul atas semua kejadian ini aku biarkan air mataku yang memaksakan untuk keluar. Aku rebahkan diriku di kasur empuk ini sambil ku memandang keluar jendela terdapat diseberang sana sebuah rumah kehangatanku bersama orangtuaku.










Saat makan malam,
        “ mira.. makan yang banyak ya! Supaya cepat besar “ ucapnya penuh perhatian.
        “ oh.. iya “ jawabku seadanya.
Aku kangen saat seperti ini bersama ayah dan mama. Makan bersama dengan mereka terasa sangat nikmat. Aku akan berusaha menerima mereka sebagai keluargaku. Pada saat semua sibuk menatap makanannya sendiri ibunya Yudha terlihat ingin mengatakan sesuatu.
        “ mira.. “ panggil ibu Yudha.
        “ iya tante “ jawabku.
        “ mamamu memberi wasiat rumah orangtuamu akan dijual dan hasil penjualannya akan tante serahkan ke kamu semua “ jelas tante.
        “ oh.. tidak usah tante uang itu untuk tante saja. saya ada disini saja sudah bersyukur banget pada Allah dan berterima kasih sekali sama tante “ tolakku dengan halus.
        “ tetapi ini wasiat mamamu, sayang “ ucap tante menyakinkan.
        “ ya.. sudah tante kalau memang itu wasiat dari mama akan aku terima semuanya “ ucapku halus.
        “ yasudah kalau begitu. Ayo makannya dihabiskan sayang! “ tegur ibu Yudha halus.








Setelah beberapa hari,
        Aku menjalani hari-hari ku dengan hati yang berusaha untuk ikhlas atas segala yang tuhan beri. Aku merasa senang karena sekarang aku sudah mempunyai saudara baru seorang kakak yang sangat baik kepadaku yaitu dia pria dibalik jendela.
        Hari ini hari pertama aku menjalani sekolah di tingkat SMA. Aku bersekolah satu sekolah dengan kakakku yang baru. Aku kelas sepuluh sedangkan dia kelas dua belas.
        “ mira.. sudah siap belum? “ tegur kakakku dari bawah.
        “ tunggu sebentar kak! “ jawabku dari atas.
        “ kakak tunggu di halaman ya “ ucap Yudha halus.
        “ oke.. oke.. kak “ jawabku mantap.
Beberapa menit kemudian aku pun turun untuk berangkat ke sekolahku yang baru. Sebelum berangkat aku berpamitan kepada orangtuaku yang baru. Setelah berpamitan langsung aku menuju halaman rumah.
        “ ini helmnya “ sodor kak Yudha.
        “ oh.. iya kak “ ucapku sambil mengambilnya dari tangan kak Yudha.

Sesampainya di sekolah,
        Aku digandeng oleh kak Yudha dari tempat parkiran menuju kelas dimana aku belajar. Tiba-tiba kak Yudha bertemu temannya dan dia memperkenalkanku kepada temannya.
        “ hey.. Rio “ sapa kak Yudha.
        “ hey.. yud “ sapa balik teman kakakku itu.
        “ eehh.. kenalin nih adik aku yang baru “ ucap kak Yudha memperkenalkanku.
        “ mira “ ucapku memperkenalkan diri.
        “ panggil ajah kak Rio “ ucap teman kak Yudha.
Setelah perkenalan itu aku langsung dibawa ke kelas tempatku belajar oleh kak Yudha. Didalam kelas baruku ternyata aku duduk bersama seorang pria bertubuh tinggi.
        “ mira.. nama kamu siapa? “ ucapku mengenalkan diri untuk memulai pembicaraan.
        “ Putra “ jawab cowok tersebut acuh.
Sepertinya teman sebangku ku tidak akan enak untuk diajak ngobrol, ucapku dalam hati.


 




Sepulang sekolah,
        Kakakku sudah menungguku didepan kelas. Dan aku melambaikan tanganku kepadanya. Dan dia hanya senyum kepadaku. Akhirnya pelajaran dikelasku berakhir juga.
        “ mir.. nanti kita ke toko buku ya? Aku mau nyari buku-buku soal untuk SNMPTN “ tawar kak Yudha.
        “ oke deh kak.. “ ucapku senang.


Sesampainya di toko buku,
        Sampai di toko buku aku dan kakak mencar, kakak mencari buku untuk SNMPTN dan aku cuma melihat-lihat novel di rak-rak toko buku tersebut. Setelah kakak membayar semua belanjaannya lalu dia mengajakku ke tempat makan. Kakak mengajakku makan yang namanya mie aceh katanya sih enak. Tadinya aku tidak memesan dulu setelah aku nyobain mie aceh punya kakak ternyata enak pedas lagi. Aku sangat suka makanan yang pedas-pedas. Akhirnya aku memesan mie aceh juga.

Sesampainya dirumah,
        Langsung aku sandarkan diriku di sofa ruang tamu. Tetapi kakak langsung menuju ke atas. Setelah beberapa menit aku bawa diriku menuju kamarku. Sesampainya di kamar terlihat diatas kasurku sebuah novel dan penulisnya adalh penulis favoritku dan buku ini buku yang belum pernah aku baca.
        Tanpa babibu lagi langsung ku baca buku tersebut. Tetapi masih terlintas dipikiranku ini pemberiaan dari siapa. Setelah beberapa halaman dari buku tersebut aku baca, ternyata terdapat sebuah kertas. Di kertas tersebut tertulis from kakakmu tercinta sang cahaya kehidupan. Aku akan selalu menyayangi kakakku sebagai kakak tidak lebih walaupun dia bukan kakak kandungku. Cahaya kehidupan dibalik sebuah jendela itulah dia, ucapku dalam hati.




                                                TAMAT
       


Jumat, 11 November 2011

FRIEND ITU . . .

" Banyak teman yang ikut denganmudi limousine, tapi yang kau inginkan adalah seseorang yang mau naik bus denganmu ketika limonya rusak." - Oprah Winfrey -

" Hendaklah engkau mencari teman-teman yang jujur, niscaya engkau akan hidup aman dalam lindunganNya. Mereka merupakan hiasan pada saat gembira dan hiburan pada saat berduka. Letakkan urusan saudaramu pada tempat yang paling baik, hingga dia datang kepadamu. Hindarilah musuhmu dan waspadailah temanmu kecuali orang bisa dipercaya. Tidak ada orang yang bisa dipercaya kecuali orang yang takut kepada Allah." - Umar bin Khattab -

" Kawanku, kamu dan aku akan tetap asing terhadap kehidupan, terhadap satu sama lain, dan terhadap diri masing-masing, sampai hari ketika kamu berbicara dan aku mendengar, menganggap suaramu suaraku, dan ketika aku berdiri di hadapanmu, mengira dirikuberdiri di muka cermin." - Khalil Gibran -

" Pada akhirnya kita tidak akan mengingat kata-kata yang diucapkan musuh kita, tapi diamnya sahabat-sahabat kita." - Martin Luther King Jr. -

" Cukup mudah untuk bersikap ramah kepada teman-teman seseorang. tetapi untuk berteman dengan orang yang menganggap dirinya sebagai musuhmu adalah intisari ajaran yang benar. Yang lainnya adalah bisnis semata." - Mahatma Ghandi -

" Rasanya aku tak pernah mendapatkan diriku sebegitu bahagia, seperti saat jiwaku mengingat sahabat-sahabat baikku. " - William Shakespeare -

" Anda bisa mendapatkan jauh lebih banyak teman dalam dua bulan dengan menjadi benar-benar tertarik pada orang lain, daripada yang anda dapatkan selama dua tahun dengan berusaha membuat orang lain tertarik pada anda." - Bernard Meltzer -

" Persahabatan akan selalu memaafkan dan melupakan kesalahan. Persahabatan benar-benar menyatu dalam jiwa, dia bersimpati terhadap apa saja. Seseorang tak akan bahagia tanpa yang lain, salah satu tidak bisa sedih sendirian. Jika mereka bisa bertukar tempat, maka satu orang akan menggantikan yang lain untuk merasakan penderitaan seperti bila ada kebahagiaan, mereka akan merasakannya bersama, keduanya berusaha menyenangkan satu sama lain." - William Penn -

" Bila ingat kembali janji persahabatan kita. Tak kan mau berpisah karena ini. Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah. Karena aku ingin tetap sahabatmu." - Edcoustic, dalam nasyid " Masa Muda " -

" Tanpa teman-teman, tak akan ada seseorang pun memilih untuk hidup, meskipun ia memiliki segalanya." - Aristoteles -

" Persahabatan sejati adalah tanaman pertumbuhan lambat, dan harus menjalani dan bertahan terhadap guncangan kesulitan sebelum berhak atas sebutan itu." - George Washington -

" Jika kau kehilangan... kau bisa mencariku dan akan menemukan aku dari waktu ke waktu." - Cindy Lauper, " Time after Time" -

" Usahakan meninggalkan jejak ramah dari rasa penghargaan kecil dalam perjalanan anda sehari-hari. Anda akan tercengang melihat betapa semua itu akan menjadikan persahabatan yang akan muncul semakin hangat dalam kunjungan anda berikutnya." - Dale Carnegie -

" Kau tahu tempat diantara terbangun dan terjaga? Tempat dimana aku masih mengingat impian dan mimpi? itulah tempat dimana aku selalu berpikir tentangmu." - Tinkerbell -